Jumat, 14 Mei 2010

SHALAT HARI RAYA

Shalat hari raya yang dilakukan oleh umat Muslim ada 2, yakni shalat idul adha dan shalat idul fitri.

Shalat ied termasuk dalam shalat sunat muakad, artinya shalat ini walaupun bersifat sunat namun sangat penting sehingga sangat dianjurkan untuk tidak meninggalkannya.

Telah berkata Jabir ra, “Saya menyaksikan shalat 'ied bersama nabi, beliau memulai shalat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertakwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka. “ (HR Muslim)

Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami keluar pada 'idul fitri dan 'idul adhha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla tempat shalat 'ied, mereka menyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata: Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda: Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya.” (HR Jama'ah)

Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata, “Sesungguhnya nabi bertakbir pada shalat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak shalat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya.” (HR Amad dan Ibnu Majah)


Niat untuk shalat idul fitri:

Ushallii sunnatal li iidil fitri rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunat idul fitri 2 rakaat karena Allah.”

Niat untuk shalat idul adha:

Ushallii sunnatal li iidil adhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat shalat sunat idul adha dua rakaat karena Allah.”


1. Tata Cara Pelaksanaannya

Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari. Syarat, rukun dan sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya. Hanya ditambah beberapa sunnat sebagai berikut:

  1. Dilakukan secara berjamaah
  2. Takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan lima kali pada rakat kedua
  3. Mengangkat tangan setinggi bahu pada setiap takbir.
  4. Setelah takbir yang kedua sampai takbir yang terakhir membaca tasbih.
  5. Membaca surat Qaf dirakaat pertama dan surat Al-Qomar di rakaat kedua. Atau surat A’la dirakat pertama dan surat Al Ghasiyah pada rakaat kedua.
  6. Imam menyaringkan bacaannya.
  7. Khutbah dua kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at
  8. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah dan pada Idul Adha tentang hukum – hukum Qurban.
  9. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
  10. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri pada Shalat Idul Adha sebaliknya.


2. Sunnah-sunnah Rasulullah Padan Perayaan Hari Raya

1. Mandi sebelum shalat ‘Ied

Dari Ali radhiallahu’anhu bahwa ia pernah ditanya perihal mandi, maka dia menjawab, “Yaitu pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari raya Fitri dan hari raya Idul Adha.” (HR Baihaqi)


2. Menggunakan pakaian terbaik dan berhias

Dari Ibnu Umar dia berkata, “Umar pernah mengambil jubah dari sutera yang dijual di pasar, kemudian dia mendatangi Rasulullah seraya berucap, ‘Wahai Rasulullah, belilah ini dan pergunakanlah untuk berhias diri pada hari raya ‘Ied dan wufud (menyambut kedatangan delegasi).’ Maka Rasulullah bersabda, “sesunguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak berakhlak.” Maka Umar pun terdiam sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Allah. Setelah itu, Rasulullah mengirimkan kepadanya jubah dibaaj (sutera), maka Umar pun menerimanya dan kemudian membawanya kepada Rasulullah seraya berucap, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau pernah mengatakan, “Sesungguhnya ini adalah pakaian orang yang tidak berakhlak,” tetapi engkau justru mengirimkan jubah ini kepadaku.’ Maka Rasulullah bersabda kepadanya, “Engkau bisa menjualnya atau menukarnya dengan sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhanmu.”


3. Waktu makan dan minum pada shalat ‘Ied hari raya Idul Adha dan idul Fitri

“Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam tidak berangkat (ke tanah lapang) pada hari Idul Fitri sebelum sarapan dan pada hari raya Idul Adha beliau tidak makan sampai pulang, kemudian beliau makan dari daging hewan-hewan kurbannya.” (HR Tirmidzi)

Al-‘Allamah as-Syaukani mengatakan, “Hikmah diakhirkannya makan pada hari raya Idul Adha adalah karena pada hari itu disyari’atkan penyembelihan hewan kurban dan memakan sebagian darinya. Oleh karena itu, makannya disyari’atkan dari hewan kurban itu.”


4. Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang shalat ‘Ied

Dari Jabir radhiallahu’anhu, dia berkata, “Jika hari raya ‘Ied tiba, Nabi shalallahu’alaihi wa sallam biasa mengambil jalan lain (ketika berangkat dan pulang).” (HR Bukhari)

5. Bertakbir

Adapun bertakbir pada hari raya kurban, didasarkan pada ayat Al Qur’an:

Dan berdzikirlah (dengan menyebut) nama Allah dalam beberapa hari yang terbilang. (Al-Baqarah: 203)

Waktu takbir pada hari raya kurban dimulai sejak Subuh hari ‘Arafah hingga Ashar pada hari terakhir hari Tasyrik. Lafazh takbir yang berasal dari riwayat Ibnu Mas’ud bahwasanya dia bertakbir pada hari tasyrik dengan lafazh, “Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Laa Ilaaha Illallah, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar Wa Lilaahilhamd.”

www.AsianBrain.com

0 komentar: